Skip to main content

SWEET 20 (2017) REVIEW : Nafas Segar dalam Film Adaptasi


Adaptasi resmi dari film-film luar negeri pernah dilakukan oleh film “Love You, Love You Not” yang diadaptasi dari film thailand berjudul “I Fine, Thank You, Love You”. Kali ini, adaptasi resmi lainnya di perfilman Indonesia hadir dari film korea berjudul “Miss Granny”. Film dari negeri ginseng tersebut telah diadaptasi oleh berbagai macam negara mulai dari China, Thailand, Jepang, hingga Vietnam. Maka, kali ini Indonesia menghadirkan adaptasi resmi tersebut dengan judul “Sweet 20”.

Ody C. Harahap menjadi orang yang dipercaya untuk mengarahkan adaptasi dari Miss Granny ini. Pengarahan Ody C. Harahap ini dibantu oleh naskah yang ditulis oleh Upi. Film Sweet 20 ini  dimeriahkan pula oleh aktris dan aktor kawakan seperti Niniek L. Kariem, Widyawati, hingga Slamet Rahardjo. Juga, aktor dan aktris muda mulai dari Morgan Oey, Tatjana Saphira, dan Kevin Julio sehingga pemilihan pemainnya bisa digunakan sebagai segmentasi penonton dari film ini. Dengan jadwal perilisan yang pas saat lebaran, Sweet 20 muncul dengan harapan sebagai film keluarga yang pas untuk ditonton ramai-ramai.

Ody C. Harahap pernah berhasil membuat film drama komedi dengan takaran pas lewat Kapan Kawin?, bahkan Me Vs Mami juga bisa menghibur penontonnya. Sehingga ketika Ody C. Harahap kembali menggarap di ranah genre serupa, penonton sudah mulai percaya dengan apa yang mau dia arahkan. Meski diadaptasi dari film yang pernah ada, Sweet 20 berhasil menjadi sebuah film yang sangat segar dan begitu menyenangkan pas dengan suasana Lebaran. 


Seperti dengan Miss Granny, Sweet 20 menceritakan tentang seorang wanita lanjut usia bernama Fatma (Niniek L. Karim) yang tinggal bersama dengan anaknya, Adit (Lukman Sardi) dan menantunya. Keberadaan Fatma cukup menganggu ketenangan anak, menantu dan cucu-cucunya karena Fatma begitu cerewet dan suka menasihati mereka. Hingga pada akhirnya, Adit dan keluarganya memutuskan untuk memasukkan Fatma ke Panti Jompo.

Fatma yang mengetahui rencana tersebut merasa sedih dan memutuskan untuk kabur dari rumahnya. Di tengah perjalanannya, dia menemukan sebuah toko foto bernama “Forever Young”. Fatma masuk dan ingin mengabadikan fotonya agar bisa diingat oleh semua orang. Tetapi, keajaiban terjadi saat Fatma selesai difoto. Fatma berubah menjadi seorang perempuan muda belia berumur 20 tahun hingga semua orang tak mengenalinya. Fatma pun mengubah identitasnya menjadi Mieke Widjaja (Tatjana Saphira) dan hidup menjadi perempuan masa kini yang mengejar mimpi-mimpinya dulu. 


Ketakutan dalam sebuah adaptasi dari film lalu adalah tak ada pembeda dan hanya melakukan penyalinan yang serupa di dalam filmnya. Tetapi, pernyataan generik itu dipatahkan begitu saja oleh presentasi secara keseluruhan dari film Sweet 20 ini. Ketika mengarahkan film ini, Ody C. Harahap tak sekedar menyalin adegan demi adegan di dalam film Miss Granny untuk ditampilkan di dalam film Sweet 20. Ada cita rasa yang disesuaikan dengan referensi kultur Indonesia sehingga membuat Sweet 20 seperti sebuah film baru yang segar untuk dinikmati.

Sweet 20 tampil dengan konsistensi energi yang sangat kuat dari awal hingga akhir yang berdampak kepada penontonnya yang akan sangat menikmati 115 menit film ini. Sehingga, penonton bisa sangat terhibur dengan segala komedi dan drama di dalam film ini.  Ody C. Harahap berusaha agar setiap unsur di dalam film ini mulai dari konflik, karakter, dan atmosfirnya berjalan sesuai dengan porsinya masing-masing. Pengarahan yang begitu teliti yang dilakukan oleh Ody C. Harahap inilah kunci kesuksesan dari performa dari Sweet 20

Ada perubahan suasana yang dilakukan secara signifikan di setiap babak di dalam film Sweet 20. Tetapi, apabila hal tersebut tak dilakukan dengan teliti, perubahan atmosfir itu malah akan mendistraksi pondasi cerita. Inilah kepiawaian dari Ody C. Harahap dalam mengarahkan Sweet 20, perubahan suasana itu bergantian tanpa merusak suasana penontonnya juga. Semua berjalan seirama yang malah semakin memperkuat lajurnya cerita dari Sweet 20 ini. Hal ini membuktikan bahwa Ody C. Harahap memiliki pandangan yang sangat visioner dalam mengarahkan genre-genre seperti ini.


Selain pengarahan penuh sensitivitas dari Ody C. Harahap, naskah adaptasi dari Sweet 20 ini patut diacungi jempol. Adaptasi yang dilakukan oleh Upi ini berhasil memasukkan kultur budaya yang relevan dengan Indonesia. Pun, hal itu tak sekedar sadur budaya saja, tetapi juga diperhatikan bagaimana penyaduran budaya itu dimunculkan di dalam adegan film. Mulai dari tembang-tembang lawas yang menghiasai beberapa adegan film Sweet 20hingga pemilihan kata yang disesuaikan dengan usia setiap karakternya. 

Apabila diperhatikan bagaimana setiap karakter mengucapkan dialognya akan muncul kesenjangan pemilihan kata antar generasi yang memang selalu terjadi ketika setiap orang melakukan komunikasi. Bahasa baku dan bahasa gaul terkadang menjadi hambatan bagi orang lanjut usia dengan generasi masa kini. Sehingga, Sweet 20 tak sekedar memiliki konflik di dalam plot ceritanya saja. Tetapi juga menjadikan gambaran bagi penontonnya tentang konflik komunikasi antar personal melalui pemakaian bahasa di setiap rentang usianya yang terkadang memunculkan kesenjangan dan konflik.

Konflik tentang problematika dalam menggunakan bahasa inilah yang disematkan di dalam karakter Fatma yang diperankan oleh Niniek L. Kariem yang berubah menjadi Mieke yang diperankan oleh Tatjana Saphira. Meskipun tubuhnya berubah menjadi sosok yang lebih muda, tetapi nilai-nilai budaya lama tetap tersematkan di dalam diri Mieke. Sehingga, Mieke tetap harus beradaptasi kembali dengan generasi masa kini. Bagusnya, Tatjana Saphira berhasil menerjemahkan kesenjangan budaya yang ada dengan gerakan dan mimik wajah yang kuat sekali. Berhasil meyakinkan penontonnya bahwa Tatjana Saphira memang seorang wanita lanjut usia yang sedang terjebak di tubuh perempuan usia muda.  


Meski menjadi sebuah film adaptasi dari film lain, Sweet 20 berhasil memberikan nafas baru dari film aslinya sendiri. Ketelitian dan sensitivitas Ody C. Harahap inilah yang menjadi pegangan bagi presentasi keseluruhan dari Sweet 20 hingga menjadi sebuah film drama komedi keluarga paket komplit. Akan ada tawa, haru, sekaligus kontemplasi tentang konflik-konflik di dalam film ini yang dengan mudah memberikan relevansi dengan penonton Indonesia. Hal itu juga karena kepiawaian Upi selaku penulis naskah yang dapat menyadur kultur budaya lokal yang tak sekedar tempel, tetapi juga diperhatikan penempatannya. Dengan begitu, konsistensi energi yang muncul di dalam Sweet 20 selalu terjaga dan akan menetap rasa bahagia di hati penontonnya. Ya, Sweet 20 adalah film libur lebaran yang pas ditonton ramai-ramai. Tatjana Saphira is a next big thing!

Comments

Popular posts from this blog

Rapid Reviews: Despicable Me 3 and The House

If there's one current animated franchise I always look forward to, it's the Despicable Me films. Credited directors Kyle Balda, Pierre Coffin and Eric Guillon (co-director) bring to theaters the third installment of this series. Yet, with each subsequent journey into the hilarious and complicated life of former-super-villain Gru (voice of Steve Carell), the Despicable Me franchise seems to take a step backwards. After foiling an attempt at capturing the disgruntled former child star and 80s retro villain, Balthazar Bratt (voiced by South Park creator Trey Parker), Gru and Lucy (Kristen Wiig) are fired from the Anti-Villain League (AVL). And just as Gru breaks the unfortunate news to his trio of adopted daughters, he's visited by a man who reveals that Gru has a twin brother named Dru (also Steve Carell) who happens to possess a taste for villainy himself. The estranged siblings engage in some mischievous behavior behind Lucy's back and it leads on a path back to Bal...

The Snowman and The Disaster Artist Trailers

From the acclaimed Best Selling Novel comes Tomas Alfredson's (Tinker Tailor Soldier Spy and Let the Right One In) October murder-mystery, The Snowman . Michael Fassbender stars as Harry Hole, a detective determined to find a killer who taunts the police with snowmen at his crime scenes. Readers were enthralled by the novel and if the film can be anywhere near as good, then we may have the year's most gripping crime-thriller on our hands. Check out the debut trailer for The Snowman which just dropped this morning. Tommy Wiseau's 2003 indie film, The Room , has been labeled as one of the worst films ever made, but that hasn't stopped it from earning an impressive cult following. And after debuting a "work in progress" screening at this year's SXSW Film Festival, James Franco's behind-the-scenes darkly comic, albeit respectful, dramatization, The Disaster Artist , became the talk of the town. Franco's brother, Dave, and regular partner in crime, Set...

The Best Amy Adams Performances

Amy Adams has become somewhat of an awards season staple with Oscar Nominations in 4 of the last 8 years. She makes a huge return in 2016 with a pair of vastly different films in the sci-fi drama, Arrival , and the mind-bending psychological thriller, Nocturnal Animals . Therefore, since Adams could be primed for another Oscar run for her role in this month's science fiction release, November's Movie List of the Month examines the finest work of her career ( October's list ). Honorable Mention:   Big Eyes , Doubt ,  Enchanted , and The Muppets #5. Junebug (2005) Phil Morrison's original indie drama, Junebug , proved to be a catalyst for Amy Adams' career. The film follows an art dealer (Embeth Davidtz) and her new husband (Alessandro Nivola) as they travel back to his home southern town where she meets his family and pregnant sister-in-law (Adams). Amy Adams knocks her southern accent out of the park and shines in her wholesome, albeit it talkative, role. The film ...