Skip to main content

GET OUT (2017) REVIEW : Horor Atmosferik Dengan Pesan


Cukup mengagetkan, di awal tahun ada 1 film yang benar-benar mendapatkan pujian di luar sana. Lebih mengagetkan lagi adalah film itu ternyata berasal dari Blumhouse Pictures yang memiliki konsentrasi lebih ke film-film horor. Ditilik lebih dalam lagi, memang film ini adalah film penuh atmosfer menyeramkan ala Horror genre digabung dengan tensi rapat khas genre Thriller. Karya ini lahir dari seorang bernama Jordan Peele yang ternyata baru pertama kali memiliki kesempatan mengarahkan sebuah film.

Dan inilah, Get Out, sebuah film horor yang muncul dari tangan komedian dan mendapatkan pujian di berbagai festival hingga di awal tahun memiliki kesempatan untuk ditonton banyak kalangan. Beruntung juga Indonesia memiliki kesempatan untuk menyaksikan film ini meski baru tayang di bulan April ini. Sehingga, beberapa orang –yang tahu akan adanya film ini –tentu akan menantikan film ini saat diputar. Sehingga, meski tanpa nama-nama besar, Get Outberhasil mengundang rasa penasaran orang dengan pujian yang datang padanya.

Get Out tak hanya diarahkan sendiri oleh Jordan Peele. Naskah film ini pun ditulis sendiri olehnya. Sehingga, Jordan Peele memiliki kuasa untuk mengemas dan mengarahkan sendiri film yang juga ditulis sendiri olehnya. Kritik-kritik luar mengatakan bahwa Get Out menjadi sebuah alternatif tontonan horor dengan penyelesaian yang berbeda. Tak bisa dipungkiri, Get Out memang sebuah pengalaman sinematik genre horor dengan suasana yang sangat mencekam.\


Singkirkan ekspektasi bahwa Get Out akan menawarkan cara penyelesaian yang akan membuat penontonnya terperangah. Penonton yang mengharapkan penyelesaian yang jenius harus sedikit menurunkan sedikit ekspektasinya. Tetapi poin penting dalam film Get Out –atau film-film dengan penyelesaian alternatif –adalah bagaimana cara sang sutradara untuk menyampaikan setiap menitnya. Keberhasilan sebuah film adalah bagaimana sang sutradara bisa menyampaikan apa yang diinginkan dengan baik serta diikuti oleh beberapa aspek untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Kejeniusan Get Out malah bertumpu pada bagaimana Jordan Peele berusaha untuk menyampaikan setiap menitnya. Penonton yang minim informasi akan Get Out mulai dari trailer dan sinopsis dan hanya berbekal opini kritikus, tentu akan kebingungan dengan apa yang berusaha disampaikan oleh Jordan Peele. Biasnya tujuan dan maksud dari Jordan Peele oleh penonton ini adalah poin positif dari film ini. Sehingga, penonton bisa merasakan suasana mencekam tentang kisah pasangan Chris dan Rose.


(Skip this two paragraph if you think this is A SPOILER)

Kisah dalam Get Out juga memiliki sebuah kisah yang generik atau sudah pada umumnya. Menceritakan sepasang kekasih beda ras bernama Chris (Daniel Kaluuya) dan Rose (Allison Williams) yang sudah menjalani hubungan yang cukup serius. Suatu ketika Rose harus ke rumah orang tuanya untuk menghadiri sebuah pesta dan memutuskan untuk mengajak Chris untuk datang.  Chris yang memiliki warna kulit berbeda dari Rose, merasa tidak percaya diri dengan hubungan mereka.

Tetapi, Rose berusaha menumbuhkan rasa percaya diri kepada Chris agar mau untuk datang ke acara pesta orang tuanya. Chris tak tahu pesta seperti apa yang sedang diadakan oleh orang tua dari Rose di rumahnya. Ketika sudah sampai, ketakutan Chris atas respon orang tua Rose ternyata tak terwujud, mereka sangat ramah kepada Chris. Ketidakramahan yang ditemui Chris adalah atmosfir lingkungan sekitar rumah orang tua Rose. Chris merasa mereka sedang dihantui oleh sesuatu yang tak tahu itu apa.

(End of warning)

 
Kisah generik inilah yang dijadikan oleh Jordan Peele sebagai area bermain dalam mengarahkan dan menulis Get Out. Formula usang yang mudah ditebak ini dikemas dengan cara yang sangat baik, sehingga bisa berubah menjadi kuat. Atmosfer yang mencekam adalah kekuatan utama dari Jordan Peele dalam film Get Out. Penonton tak diperbolehkan untuk langsung mengetahui apa yang sedang terjadi, karena Jordan Peele berusaha mengintimidasi penonton akan ketidakpastian yang ada. Akan muncul banyak interpretasi muncul dari penonton yang membuat diri mereka sendiri tak nyaman.

Itulah tujuan yang tertangkap dalam film ini sebagai sebuah film horor, Jordan Peele ingin penonton merasakan apa yang dirasakan oleh Chris. Sehingga, hal itu akan efektif membuat pikiran penontonnya terganggu dan meneguhkan bahwa Jordan Peele berhasil melaksanakan metode horor atmosferik ini berada di level yang lain. Inilah sebuah sarkasme yang muncul dari pikiran Jordan Peele yang berusaha memberikan alternatif cara untuk mengemas formula yang sudah sangat usang.

Muncul pula misi lain yang berusaha disampaikan oleh Jordan Peele dalam Get Out. Rasisme, isu sosial yang sedang sangat dekat di negara Amerika dan Jordan Peele berusaha menyampaikannya lewat medium genre yang berbeda. Jordan Peele menyelipkan pesan tentang propaganda peraturan warga kulit putih tentang penerimaan warga kulit berwarna. Penyesuaian atas warga kulit berwarna atas peraturan itu sudah menjadi budaya dan menjadi hal yang lumrah. Sehingga, Get Out menjadi sebuah medium untuk menyampaikan sebuah statement atas isu sosial.


Get Out dengan karakter Chris yang memiliki kulit berwarna sedang datang ke rumah pacarnya yang kulit putih digunakan sebagai sebuah simbol. Rumah pacar Chris adalah lingkup kecil Amerika tetapi Chris merasa dirinya terintimidasi atas perbedaan warna kulit. Hal ini ditangkap sebagai hal yang mewakili bagaimana warga dengan kulit berwarna tak bisa menjalani hidupnya dengan bebas, merasa terkekang dan bahkan dipaksa harus mengikuti peraturan yang dibuat oleh warga Amerika kulit putih. Sehingga, menunjukkan bahwa warna kulit memiliki kasta dan kuasa yang mampu mengontrol perilaku seseorang di dalam wilayah mana pun dan lingkup sekecil apapun.

Di luar pesannya tentang rasisme yang menjadi konsentrasi penuh di negara Amerika, Get Out adalah sebuah pengalaman sinematis genre horor yang segar. Kejeniusan Jordan Peele bukan melulu tentang memberikan konklusi alternatif yang membuat penontonnya tercengang. Tetapi kejeniusan Jordan Peele adalah membuat mengarahkan Get Out dengan begitu solid dan berhasil menimbulkan efek yang sangat mencekam. Penonton tak beritahu secara gamblang informasi tentang apa yang terjadi di dalam plot ceritanya, hanya memberikan sedikit demi sedikit informasi yang konkrit. Hasilnya, Get Out adalah sajian film horor yang unik dan berbeda. Sekaligus statement sosial dengan cara yang menyenangkan dan mendebarkan. 

Comments

Popular posts from this blog

The Glass Castle

Destin Cretton is anything but a household name. Yet, the gifted filmmaker turned heads with his massively overlooked 2013 drama, Short Term 12 . The effort bridged together Cretton's singular story and vision with the remarkable acting talents of Brie Larson. Since then Larson has gone on to win an Academy Award ( Room ), but her career comes full circle in her latest collaboration with Destin Cretton in the adapted film The Glass Castle . Told non-chronologically through various flashbacks, The Glass Castle follows the unconventional childhood of gossip columnist and eventual Best-Selling author Jeannette Walls (Larson). Prior to her career as a writer, Walls grows up under the dysfunctional supervision of her alcoholic father (Woody Harrelson) and her amateur artist mother (Naomi Watts). But as Jeannette and her siblings begin to mature and fully comprehend their squatter-lifestyle and impoverished upbringing, they must work together to escape the clutches of their deadbeat par

FILOSOFI KOPI 2 : BEN & JODY (2017) REVIEW : Revisi Nilai Hidup Untuk Sebuah Kedai Kopi

  Kisah pendek yang diambil dari Dewi Lestari ini telah dibudidayakan menjadi sebuah produk yang namanya sudah mahsyur. Selain film, produk dari Filosofi Kopi ini diabadikan menjadi sebuah kedai kopi yang nyata. Dengan adanya konsistensi itu, tak akan kaget apabila film yang diarahkan oleh Angga Dwimas Sasongko ini akan mendapatkan sekuel sebagai perlakuan selanjutnya. Tentu, kekhawatiran akan muncul karena cerita pendek dari Filosofi Kopi pun hanya berhenti di satu sub bab yang telah dibahas di film pertamanya. Sayembara muncul ditujukan kepada semua orang untuk membuat kisah lanjutan dari Ben dan Jody ini. Sayembara ini sekaligus memberikan bukti kepada semua orang bahwa Filosofi Kopi tetap menjadi film yang terkonsentrasi dari penonton seperti film pertamanya. Yang jelas, Angga Dwimas Sasongko tetap mengarahkan Chicco Jericho dan juga Rio Dewanto sebagai Ben dan Jody. Angga Dwimas Sasongko pun berkontribusi dalam pembuatan naskah dari cerita terpilih yang ditulis oleh Jenny Jusuf s

DVD Outlook: August 2017

It appears August is rather barren with new DVD and streaming options ( July's suggestions ). Thankfully, a hot slate of diverse theatrical offerings such as The Big Sick , Dunkirk , War for the Planet of the Apes , Spider-Man: Homecoming and so much more, you can find a worthwhile movie to enjoy no matter what your personal preference may be. Either way, here's a look at what's available on DVD and streaming services this month. Alien: Covenant - 3 stars out of 4 - ( Read my full review here ) Earlier this year Ridley Scott returned to his storied  Alien universe once again with the follow-up to 2012's Prometheus . In the latest installment, Scott and company shift their efforts from cryptic to visceral and disturbing with a bloody and twisted affair that feels immensely more horror-based than its predecessor. While on a colonizing mission to jump-start the humanity on a distant planet, crew members of the Covenant are awoken from their hibernation state following