Skip to main content

SOUTHPAW (2015) REVIEW : Stellar Performance Inside The Mediocrity


Film bertema olahraga dengan nilai-nilai kemanusiaan, mungkin menjadi salah satu film yang berpotensi ikut dalam ajang penghargaan bergengsi. Apalagi di akhir-akhir tahun seperti ini, adalah waktu yang tepat untuk merilis film-film dengan tema seperti ini. Southpaw adalah salah satu proyek yang mungkin memiliki materi itu untuk bisa mendapatkan perhatian di ajang-ajang penghargaan bergengsi. Apalagi, film ini disutradarai oleh Antoine Fuqua yang pernah berhasil mendapatkan perhatian para juri ajang penghargaan lewat Training Day.

Southpawdibintangi oleh Jake Gyllenhaal, Rachel McAdams, dan banyak bintang lainnya yang juga memiliki reputasi yang sangat baik di dalam filmnya. Jelas, Antoine Fuqua berharap banyak dengan apa yang dia arahkan di proyek film terbarunya. Pun juga, dengan materi film Southpawmemiliki banyak sekali potensi untuk menjadikannya sebuah film yang mumpuni untuk disaingkan dengan film-film lainnya yang disiapkan sebagai film-film awards nods.

Memang, film arahan Antoine Fuqua ini tak bisa dipungkiri memiliki materi awards yang bisa diandalkan sebagai poin utama dari film ini. Southpaw memang berhasil menyajikan jajaran pemain dengan performa yang kuat. Sayangnya, unsur klise dan beberapa arahan Antoine Fuqua yang terkesan minimalis membuat Southpaw tak bisa memaksimalkan potensi dan materi yang ada di dalamnya. Bisa jadi, Southpawtak bisa mencapai tujuan utama untuk mendapatkan perhatian di ajang penghargaan bergengsi tahun depan.


Billy Hope (Jake Gyllenhaal) seorang petinju ternama yang mendapatkan gelar juara di mana-mana. Ketangguhannya di atas ring, memang sudah tidak bisa diragukan lagi. Betapa tangguhnya dia, tetap tak bisa dipungkiri bahwa dia adalah seorang ayah dari satu orang anak hasil pernikahannya dengan Maureen (Rachel McAdams). Sang istri setia menemani Billy menyelesaikan pertandingannya. Dan suatu ketika nyawa istrinya direnggut oleh musuhnya di atas Ring ketika mendatangi jamuan makan malam.

Kehidupan Billy Hope pun menjadi kacau balau. Dia sangat emosional dan hubungannya dengan sang anak, Leila (Oona Laurence) pun renggang. Hingga suatu ketika, Leila dan Billy harus hidup terpisah karena Billy dianggap tidak bisa mendidik anak dengan baik. Hal ini semakin menghancurkan kehidupan Billy. Dia pun berusaha bangkit lewat dengan bakat yang dia punya yaitu dunia tinjunya. Dia ingin membuktikan bahwa dia sedang baik-baik saja kepada dunia dan juga anaknya. 


Ketika foto teaser dari Jake Gyllenhaal dirilis di media sosial atau pun portal berita film, banyak sekali respon dari orang yang mengatakan bahwa film ini bisa mendapatkan perhatian di ajang bergengsi. Terlebih, performa Jake Gyllenhaal di setiap film memang tak main-main. Pun benar, Jake Gyllenhaal bermain kelewat apik di dalam film terbaru arahan dari Antoine Fuqua ini. Dia terlihat totalitas menjadi seorang yang badung tetapi memiliki bagian sentimentil tersendiri di dalam dirinya.

Performa Gyllenhaal di dalam film Southpaw memang memiliki performa yang luar biasa. Hanya saja, apa yang diperankan oleh Gyllenhaal ini bukan berarti akan mudah mendapatkan perhatian dari para juri di ajang penghargaan. Bukan berarti itu buruk, pun performa miliknya bisa mengangkat presentasi keseluruhan dari Southpaw yang malah cenderung monoton. Performanya dan juga chemistryGyllenhaal dengan pemainnya adalah penyelamat dari presentasi keseluruhan dari Southpaw arahan Antoine Fuqua.

Southpawmemang akan cenderung memiliki formula-formula yang sudah pernah ada sebelumnya. Cerita seseorang from zero to hero sebagai momok utama di dalam filmnya. Dengan formula yang sudah pernah dipakai sebelumnya, jelas tak bisa dipungkiri bahwa Southpaw memiliki cerita-cerita perjuangan yang klise di beberapa adegan. Hanya saja dibumbui dengan human drama menarik antar ayah-anak yang bisa memberikan konflik di tengah perjuangan Billy Hope. 


Arahan milik Antoine Fuqua pun makin menguatkan kesan mediocre yang ditambatkan ke dalam filmnya. Southpaw pun terkesan episodik di setiap babak penceritaannya. Pun dengan pengarahan yang tak konsisten dari Antoine Fuqua. Plot sampingan di dalam film Southpawpun terlalu banyak. Hasilnya, di paruh kedua filmnya, film ini mengalami penurunan tensi dan tone cerita terkesan berubah. Dan adegan-adegan klise sedikit demi sedikit mulai bermunculan.

Paruh kedua film ini pun mulai tersendat-sendat. Kebangkitan karakter Billy Hope sebenarnya menjadi poin penting dari filmnya. Hanya saja, poin tersebut terkesan hanya sebagai tempelan untuk menambah kerumitan plot utuh dari film Southpaw. Penurunan performa di bagian tengah film ini pun ditambahi dengan pemilihan Forest Whitaker sebagai karakter pendukung yang malah terkesan tak bersemangat. Karakternya sebagai penyulut api semangat dan mendominasi karakter Billy Hope, malah menjauh dari kesan yang harusnya hendak disampaikan oleh Antoine Fuqua.

Presentasi secara keseluruhan di dalam film Southpaw memang tak memiliki sesuatu yang mewah selain dari jajaran nama aktor-aktris dan performa dari mereka. Sehingga, Southpaw tak punya cukup tenaga untuk mendapatkan perhatian untuk bisa bersaing di ajang penghargaan. Tetapi, Southpaw cukup berhasil memberikan performa yang membekas di hati penontonnya, terlebih yang ingin menonton sajian alternatif di tengah film-film yang penuh dengan visual efek. 


Ingin filmnya menjadi salah satu film yang akan mendapatkan perhatian di ajang-ajang bergengsi ternyata malah menyerang balik Antoine Fuqua selaku sutradara. Southpaw tak memiliki presentasi yang sempurna dan cenderung biasa namun dibekali dengan performa luar biasa dari jajaran aktor dan aktrisnya. Apalagi performa Gyllenhaal lah yang menyelamatkan dan menghidupkan film arahan dari Antoine Fuqua ini. Meski tak dapat perhatian dari para juri ajang penghargaan, setidaknya Southpaw bisa mendapatkan hati penontonnya. Dan juga bisa digunakan sebagai alternatif tontonan bagi penonton yang sudah bosan dijejali film penuh visual efek yang bombastis.

Comments

Popular posts from this blog

The Glass Castle

Destin Cretton is anything but a household name. Yet, the gifted filmmaker turned heads with his massively overlooked 2013 drama, Short Term 12 . The effort bridged together Cretton's singular story and vision with the remarkable acting talents of Brie Larson. Since then Larson has gone on to win an Academy Award ( Room ), but her career comes full circle in her latest collaboration with Destin Cretton in the adapted film The Glass Castle . Told non-chronologically through various flashbacks, The Glass Castle follows the unconventional childhood of gossip columnist and eventual Best-Selling author Jeannette Walls (Larson). Prior to her career as a writer, Walls grows up under the dysfunctional supervision of her alcoholic father (Woody Harrelson) and her amateur artist mother (Naomi Watts). But as Jeannette and her siblings begin to mature and fully comprehend their squatter-lifestyle and impoverished upbringing, they must work together to escape the clutches of their deadbeat par

FILOSOFI KOPI 2 : BEN & JODY (2017) REVIEW : Revisi Nilai Hidup Untuk Sebuah Kedai Kopi

  Kisah pendek yang diambil dari Dewi Lestari ini telah dibudidayakan menjadi sebuah produk yang namanya sudah mahsyur. Selain film, produk dari Filosofi Kopi ini diabadikan menjadi sebuah kedai kopi yang nyata. Dengan adanya konsistensi itu, tak akan kaget apabila film yang diarahkan oleh Angga Dwimas Sasongko ini akan mendapatkan sekuel sebagai perlakuan selanjutnya. Tentu, kekhawatiran akan muncul karena cerita pendek dari Filosofi Kopi pun hanya berhenti di satu sub bab yang telah dibahas di film pertamanya. Sayembara muncul ditujukan kepada semua orang untuk membuat kisah lanjutan dari Ben dan Jody ini. Sayembara ini sekaligus memberikan bukti kepada semua orang bahwa Filosofi Kopi tetap menjadi film yang terkonsentrasi dari penonton seperti film pertamanya. Yang jelas, Angga Dwimas Sasongko tetap mengarahkan Chicco Jericho dan juga Rio Dewanto sebagai Ben dan Jody. Angga Dwimas Sasongko pun berkontribusi dalam pembuatan naskah dari cerita terpilih yang ditulis oleh Jenny Jusuf s

DVD Outlook: August 2017

It appears August is rather barren with new DVD and streaming options ( July's suggestions ). Thankfully, a hot slate of diverse theatrical offerings such as The Big Sick , Dunkirk , War for the Planet of the Apes , Spider-Man: Homecoming and so much more, you can find a worthwhile movie to enjoy no matter what your personal preference may be. Either way, here's a look at what's available on DVD and streaming services this month. Alien: Covenant - 3 stars out of 4 - ( Read my full review here ) Earlier this year Ridley Scott returned to his storied  Alien universe once again with the follow-up to 2012's Prometheus . In the latest installment, Scott and company shift their efforts from cryptic to visceral and disturbing with a bloody and twisted affair that feels immensely more horror-based than its predecessor. While on a colonizing mission to jump-start the humanity on a distant planet, crew members of the Covenant are awoken from their hibernation state following