Skip to main content

INSIDE OUT (2015) REVIEW : Another Pixar’s Best Animated (e)Motion Picture

 
Pixar memang memiliki masalah untuk bangkit lagi ketika Cars 2 merusak segala kedigdayaannya dalam sebuah film animasi. Tahun 2012 dan 2013, Pixarsusah untuk mengembalikan lagi kepercayaan penonton terhadap animasi buatannya. Meskipun, Brave, animasi miliki Pixar di tahun 2012 mendapatkan penghargaan Best Animated Picture di ajang Academy Awards tahun 2013. Tahun 2014, Pixar mengambil hiatus untuk merilis film animasi agar bisa berkonsentrasi untuk menghasilkan film animasi terbaiknya.
 
2015 menjadi tahun di mana Pixarakan membalaskan dendam. 2 film animasi Pixardirilis hanya dalam selang beberapa bulan. Inside Out dan The Good Dinosaur menjadi 2 film animasi Pixar yang akan turun ke medan perang, bersaing dengan film-film animasi lainnya. Inside Out, muncul berada di barisan terdepan film animasi rilisan Pixar dan digadang menjadi sebuah film animasi dengan cerita orisinil dan akan mengembalikan kepercayaan penonton dalam rekam jejak karya milik Pixar.

Pete Docter, sutradara yang berdedikasi penuh di animasi Pixar lewat Up dan Monsters Inc., kembali menghasilkan animasi indah yang akan membuat penonton terpukau. Inside Out, jelas menjadi salah satu film animasi terbaik yang pernah dibuat oleh Pixar yang mampu mengembalikan kedigdayaan Pixar sebagai salah satu tempat film-film animasi terbaik dibuat. Inside Out memiliki performa luar biasa indah dan membuat hati terpanah oleh kisahnya. 


Riley (Kaitlyn Dias), bocah perempuan berusia 11 tahun yang selalu mengalami keceriaan di dalam hari-harinya. Dia memiliki keluarga yang bahagia, teman-teman yang selalu mendukungnya, hobinya dalam Hockey yang berprestasi, dan juga tempat tinggal yang nyaman di Minnesota. Hingga suatu ketika, sang Ayah memutuskan untuk pindah ke San Fransisco untuk urusan bisnisnya. Kehidupan Riley yang lama pun satu persatu hilang dan harus menjalani kehidupannya yang baru.

Hanya saja, cerita sebenarnya bukan berada di kehidupan Riley, melainkan ada di kepala Riley. Bertemulah dengan Joy (Amy Poehler), Sadness (Phyllis Smith), Fear (Bill Hader), Disgust (Mindy Kailing), dan Anger (Lewis Black). Mereka adalah penyeimbang emosi Riley dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Dan saat kehidupan Riley mulai berantakan, Sadness membuat ulah. Ingatan Inti milik Riley harus terserap dan hilang di tempat Ingatan Jangka Panjang bersama Joy juga Sadness. Mereka berdua harus memiliki cara untuk kembali ke tempat mereka agar kehidupan Riley tetap bahagia. 


Setiap manusia memang menghasilkan berbagai macam emosi untuk menghadapi hari-hari mereka. Hanya saja, akan ada satu emosi dominan yang bekerja untuk menjadikan satu orang tersebut menjadi unik. Fenomena itu lah yang coba diangkat oleh Inside Outuntuk dijadikan sebuah full-length animated motion picture. Inside Out menjadi sebuah pengalaman menonton yang bisa merasakan kelima emosi utama yang ada dalam pikiran Riley.

Inside Out memang akan terlihat rumit untuk sebuah film animasi yang sebenarnya lebih dikonsumsi oleh anak-anak. Dengan konsep lima emosi yang ada di pikiran Riley dan menggerakkan karakter Riley setiap harinya, bukanlah menjadi pilihan tepat untuk anak-anak bersenang-senang. Hanya saja di luar konsepnya itu, Pete Docter mencoba menjadikan Inside Out menjadi sebuah perjalanan berpetualang ke dalam lautan ingatan manusia yang menyenangkan dengan warna-warna yang cerah.

Inside Out adalah sebuah film yang bisa dikatakan sebagai coming-of-age. Perubahan sikap dan pergolakan psikis luar biasa yang dialami oleh Riley untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya berhasil membuat penontonnya bersimpati dengan karakternya. Pete Docter berhasil merekam itu semua lewat film animasinya yang indah. Dilema yang dialami Riley pun dibuat oleh Pete Docter dengan menyenangkan. Pun, dengan membuat 5 emosi utama dengan karakterisasi yang masing-masing unik dan menggemaskan. 


Naskah yang ditulis oleh Pete Docter dan juga dibantu oleh Josh Cooley dan Meg LeFauve berhasil memberikan sebuah perjalanan emosi yang luar biasa. Mengenalkan karakter Joy dan antitesisnya yaitu Sadness sebagai dua emosi utama yang mendominasi kehidupan manusia. Joy dan Sadness adalah dua emosi yang berlawanan hanya saja emosi tersebut terlihat bias. Lihat saja, bagaimana Joy yang memiliki warna kuning masih memiliki atribut berwarna biru di rambutnya yang seharusnya warna tersebut mewakili karakter Sadness.

Pete Docter dan kawan-kawannya pun menyelipkan berbagai macam metafora menyenangkan lewat dialog ataupun pengadeganan di dalam film Inside Out ini. Akan ada banyak petualangan seru yang dialami oleh Joy dan Sadness tetapi tak hanya sekedar seru. Tetapi, memiliki sebuah nilai lain yang bisa ditelaah setelahnya. Terlepas dari itu, Inside Out pun bisa menjadi sebuah media bagi orang tua dalam menghadapi anaknya yang sedang menjalani perubahan dalam fase hidupnya. 


Hal yang dialami oleh Riley jelas akan terasa sangat relevan dengan para penonton yang pernah mengalami hal itu. Ikatan emosi yang dialami penonton dengan film Inside Out pun akan menjadi-jadi. Jika, Toy Story 3berhasil membuat mata basah di akhir filmnya, maka Inside Out pun juga memiliki potensi tear-jerker yang sama. Pete Docter berhasil mengarahkan emosi di dalam filmnya begitu kuat. Bukan hanya di akhir, Inside Out menyebar momen-momen tear-jerkeritu dengan porsi seimbang di sepanjang 94 menit durasinya.

Pun jelas, jangan lupakan scoring yang digarap begitu indah oleh Michael Giacchino. Inside Out jelas memiliki salah satu scoring indah yang tak bisa dilupakan begitu cepat oleh penontonnya. Dentingan piano indah yang berhasil membuat semua adegan di Inside Out memiliki nyawa yang luar biasa. Dengan scoring ini pun, segala pesan emosional yang disampaikan oleh Pete Docter di dalam filmnya pun berhasil tersampaikan kepada penontonnya. 


Maka tak salah, jika Inside Outakan merebut hati para juri Academy Awards lagi di tahun depan. Atau bahkan, mungkin saja Inside Out bisa menjadi kambing hitam untuk menjadi nominasi-nominasi lainnya bersaing dengan film-film kontender Academy Awards lainnya. Bisa lewat Best Picture, Best Original Screenplay, dan juga Best Original Score. Meskipun hanya sebagai nominator, setidaknya Inside Out bisa bersaing di nominasi-nominasi tersebut.


Dengan performa luar biasa yang dihasilkan oleh Pete Docter lewat Inside Out, jelas akan membuat para penggemar dan kritikus kembali memercayai Pixarsebagai salah satu kontender berat dalam menggarap film-film animasi. Inside Out jelas tak hanya menceritakan emosi-emosi yang ada di dalam kepala Riley, tetapi juga menjadi sebuah film animasi yang akan membuat penontonnya merasakan emosi yang ada di dalam kepala mereka juga. Definitely be the one of the best animated movie ever made by Pixar –or maybe in this world.

PS : Dont be late, there will be short animation movie titled ‘Lava’ and it will cheer you up.

 

Comments

Popular posts from this blog

Rapid Reviews: Despicable Me 3 and The House

If there's one current animated franchise I always look forward to, it's the Despicable Me films. Credited directors Kyle Balda, Pierre Coffin and Eric Guillon (co-director) bring to theaters the third installment of this series. Yet, with each subsequent journey into the hilarious and complicated life of former-super-villain Gru (voice of Steve Carell), the Despicable Me franchise seems to take a step backwards. After foiling an attempt at capturing the disgruntled former child star and 80s retro villain, Balthazar Bratt (voiced by South Park creator Trey Parker), Gru and Lucy (Kristen Wiig) are fired from the Anti-Villain League (AVL). And just as Gru breaks the unfortunate news to his trio of adopted daughters, he's visited by a man who reveals that Gru has a twin brother named Dru (also Steve Carell) who happens to possess a taste for villainy himself. The estranged siblings engage in some mischievous behavior behind Lucy's back and it leads on a path back to Bal...

The Best Amy Adams Performances

Amy Adams has become somewhat of an awards season staple with Oscar Nominations in 4 of the last 8 years. She makes a huge return in 2016 with a pair of vastly different films in the sci-fi drama, Arrival , and the mind-bending psychological thriller, Nocturnal Animals . Therefore, since Adams could be primed for another Oscar run for her role in this month's science fiction release, November's Movie List of the Month examines the finest work of her career ( October's list ). Honorable Mention:   Big Eyes , Doubt ,  Enchanted , and The Muppets #5. Junebug (2005) Phil Morrison's original indie drama, Junebug , proved to be a catalyst for Amy Adams' career. The film follows an art dealer (Embeth Davidtz) and her new husband (Alessandro Nivola) as they travel back to his home southern town where she meets his family and pregnant sister-in-law (Adams). Amy Adams knocks her southern accent out of the park and shines in her wholesome, albeit it talkative, role. The film ...

The Snowman and The Disaster Artist Trailers

From the acclaimed Best Selling Novel comes Tomas Alfredson's (Tinker Tailor Soldier Spy and Let the Right One In) October murder-mystery, The Snowman . Michael Fassbender stars as Harry Hole, a detective determined to find a killer who taunts the police with snowmen at his crime scenes. Readers were enthralled by the novel and if the film can be anywhere near as good, then we may have the year's most gripping crime-thriller on our hands. Check out the debut trailer for The Snowman which just dropped this morning. Tommy Wiseau's 2003 indie film, The Room , has been labeled as one of the worst films ever made, but that hasn't stopped it from earning an impressive cult following. And after debuting a "work in progress" screening at this year's SXSW Film Festival, James Franco's behind-the-scenes darkly comic, albeit respectful, dramatization, The Disaster Artist , became the talk of the town. Franco's brother, Dave, and regular partner in crime, Set...