Skip to main content

3 NAFAS LIKAS (2014) REVIEW : Siapa itu Likas ?


Tak henti-hentinya para sineas Indonesia menggarap film biopik untuk meramaikan perfilman Indonesia. Mulai dari para petinggi negeri, tokoh-tokoh agama, hingga sosok menginspirasi yang berhasil menitih karir from zero to hero. Tema biopik ini memang bisa dibilang sukses untuk menarik perhatian penontonnya. Sehingga tak salah, jika para sineas Indonesia mulai berlomba-lomba untuk mengangkat sosok-sosok penting di dalam negeri untuk diadaptasi ke layar lebar.

Rako Prijanto contohnya, salah satu sutradara yang sudah pernah menggarap film biopik tokoh agama yaitu Sang Kiai. Kesuksesan Sang Kiai di ajang Festival Film Indonesia 2013 ini, membuat Rako Prijanto sekali lagi mengarahkan sebuah film biopik. Diangkat dari kisah sosok Likas Tarigan, perempuan asal Karo yang juga sekaligus istri dari Djamin Gintings. Bersama dengan Atiqah Hasiholan dan Vino G. Bastian di deretan pemainnya, film biopik ini diberi judul 3 Nafas Likas. 


Dimulai saat era 1930-an, Likas Kecil (Tissa Biani Azzahra) ingin sekali menjadi guru. Di sekolahnya, Likas kecil mendapatkan prestasi yang bagus. Hingga Ayah Likas (Arswendi Nasution) memutuskan untuk mendaftarkan Likas ke sekolah guru di Padang Panjang. Hal tersebut mendapatkan tentangan dari Ibu Likas (Jajang C. Noer) yang berharap Likas tidak pergi ke sekolah guru tersebut. Tetapi, Likas tetap yakin dengan kemauannya.

Selang waktu berlalu, Likas (Atiqah Hasiholan) sudah lulus dan berhasil menjadi seorang guru di Padang Panjang. Pada akhirnya, dia bertemu dengan pemuda pasukan PETA, Djamin Gintings (Vino G. Bastian). Djamin tiba-tiba menaruh hati pada Likas. Meski pada awalnya, Likas selalu membuang muka dan menghindar dari Djamin. Di saat itu pula, keadaan Indonesia yang sedang dijajah Jepang semakin memburuk dan mengharuskan Likas untuk berjuang menyelamatkan dirinya. 


Still being one of the gem in indonesian cinemas.

Biopik kembali menjadi tren ketika Habibie & Ainun, film yang mengisahkan perjalanan presiden ketiga negara Indonesia ini, berhasil memperoleh jutaan penonton. Beberapa biopik pun dibuat alih-alih untuk mendapatkan antusiasme penonton. Rako Prijanto, yang pernah menggarap Sang Kiai –yang juga sukses– dibawah rumah produksi Oreima Pictures menggiring 3 Nafas Likas menjadi salah satu film biopik yang akan dikenang oleh penontonnya.

Satu hal yang mungkin akan dipertanyakan oleh penonton film biopik. Siapa itu Likas? Apa yang telah diperbuatnya oleh negara? Tentu, Likas akan memiliki koneksi yang cukup kuat di daerah tertentu. 3 Nafas Likas akan membuat penonton tahu siapa itu Likas. Orang biasa yang ingin mewujudkan mimpinya menjadi seorang agar menjadi kenyataan. Kehidupan orang biasa ini sepertinya belum bisa diarahkan dengan cukup baik oleh Rako Prijanto.

Pertanyaan awal tadi sepertinya juga patut dipertanyakan di dalam film 3 Nafas Likas. Siapa itu Likas? Istri Djamin Gintings, sosok Letnan Jendral. Lantas apa yang membuatnya spesial sebelum itu? Rako Prijanto pun seperti masih mempertanyakan siapa itu Likas di dalam filmnya. Dengan naskah yang ditulis oleh Titien Wattimena, sosok Likas masih terbangun baik dalam paruh pertama filmnya. Rako Prijanto berhasil memberikan harapan di paruh pertama kepada penontonnya. 


Ketika Vino G. Bastian yang memerankan Djamin Gintings muncul, ini adalah titik turun di dalam filmnya. Bukan karena akting dari Vino G. Bastian yang buruk, tetapi karena bagaimana Rako Prijanto terlihat kuwalahan untuk mengarahkan karakter-karakter yang sudah mulai menumpuk di dalam filmnya. Penuturan lembut di dalam skrip milik Titien Wattimena itu masih terasa, tetapi Rako Prijanto tidak bisa merepresentasikan naskah yang ada. Di sisa-sisa menit yang ada, 3 Nafas Likas terlihat susah untuk menuturkan apa yang terjadi di dalam filmnya.

Dengan Timeline yang memiliki rentang waktu yang cukup panjang, 100 menit akan terasa sangat singkat. Rako Prijanto pun seperti harus memasukkan setiap adegan-adegan yang ada meskipun akan terasa beberapa cerita masih ada yang belum tuntas untuk diceritakan. Begitupun dengan sosok Likas yang sudah mulai buram dalam pembangunan karakternya. Sosok Likas yang seharusnya lebih diceritakan seperti diambil alih oleh cerita milik Djamin Ginting, meski tetap menggunakan Likas sebagai point of view di dalam filmnya. 


Akan terasa episodik di setiap paruh filmnya, karena transisi karakter yang cukup dominan. Sesuai dengan judulnya, 3 Nafas Likas, metafora kehidupan Likas yang bergantung terhadap 3 orang yang berpengaruh di hidupnya. Tetapi, naskah milik Titien Wattimena ini memiliki beberapa hal yang patut dipuji. Bagaimana kehidupan budaya Karo tentang merantau dan beberapa adat lainnya yang mampu dirangkum di dalam naskahnya. Meski, Rako Prijanto masih belum bisa menerjemahkan semua itu dengan sempurna.

Pun juga perlu mendapatkan apresiasi dalam nilai produksi di dalam setting filmnya. Setiap detil tempat dan suasana berhasil menangkap bagaimana kehidupan di Karo, bagaimana kehidupan di tahun 1930, dan seterusnya. Digarap dengan sangat baik yang mampu menutupi segala kekurangan tutur cerita milik Rako Prijanto yang belum rapi. Usaha-usaha teknis yang benar-benar digarap serius dan tertangkap oleh sinematografi yang cantik ini layak diacungi jempol. 


Juga dengan kekuatan akting dari Atiqah Hasiholan dan Vino G. Bastian yang berhasil menggunakan logat etniknya dengan baik. Meski, chemistry antara mereka belum benar-benar terjalin kuat layaknya Reza Rahadian dan juga Bunga C. Lestari di Habibie & Ainun. Yang patut disorot adalah Tissa Biani Azzahra yang memerankan Likas Kecil. Sebagai aktris cilik, performa miliknya begitu luar biasa dan mampu membuat penonton simpati dengan karakternya.

3 Nafas Likas masih memiliki kelemahan di dalam penuturan ceritanya. Belum bisa membangun karakter Likas dengan begitu spesial sehingga layak diapresiasi lewat film biopik. Tetapi, 3 Nafas Likas tetap menjadi salah satu film Indonesia yang patut untuk diapresiasi. Dengan nilai produksi yang sangat detil dan digarap serius, 3 Nafas Likas ini perlu untuk mendapat dukungan dari penontonnya. Salah satu film Indonesia yang digarap tidak sembarangan. 

Comments

Popular posts from this blog

Rapid Reviews: Despicable Me 3 and The House

If there's one current animated franchise I always look forward to, it's the Despicable Me films. Credited directors Kyle Balda, Pierre Coffin and Eric Guillon (co-director) bring to theaters the third installment of this series. Yet, with each subsequent journey into the hilarious and complicated life of former-super-villain Gru (voice of Steve Carell), the Despicable Me franchise seems to take a step backwards. After foiling an attempt at capturing the disgruntled former child star and 80s retro villain, Balthazar Bratt (voiced by South Park creator Trey Parker), Gru and Lucy (Kristen Wiig) are fired from the Anti-Villain League (AVL). And just as Gru breaks the unfortunate news to his trio of adopted daughters, he's visited by a man who reveals that Gru has a twin brother named Dru (also Steve Carell) who happens to possess a taste for villainy himself. The estranged siblings engage in some mischievous behavior behind Lucy's back and it leads on a path back to Bal...

The Best Amy Adams Performances

Amy Adams has become somewhat of an awards season staple with Oscar Nominations in 4 of the last 8 years. She makes a huge return in 2016 with a pair of vastly different films in the sci-fi drama, Arrival , and the mind-bending psychological thriller, Nocturnal Animals . Therefore, since Adams could be primed for another Oscar run for her role in this month's science fiction release, November's Movie List of the Month examines the finest work of her career ( October's list ). Honorable Mention:   Big Eyes , Doubt ,  Enchanted , and The Muppets #5. Junebug (2005) Phil Morrison's original indie drama, Junebug , proved to be a catalyst for Amy Adams' career. The film follows an art dealer (Embeth Davidtz) and her new husband (Alessandro Nivola) as they travel back to his home southern town where she meets his family and pregnant sister-in-law (Adams). Amy Adams knocks her southern accent out of the park and shines in her wholesome, albeit it talkative, role. The film ...

The Snowman and The Disaster Artist Trailers

From the acclaimed Best Selling Novel comes Tomas Alfredson's (Tinker Tailor Soldier Spy and Let the Right One In) October murder-mystery, The Snowman . Michael Fassbender stars as Harry Hole, a detective determined to find a killer who taunts the police with snowmen at his crime scenes. Readers were enthralled by the novel and if the film can be anywhere near as good, then we may have the year's most gripping crime-thriller on our hands. Check out the debut trailer for The Snowman which just dropped this morning. Tommy Wiseau's 2003 indie film, The Room , has been labeled as one of the worst films ever made, but that hasn't stopped it from earning an impressive cult following. And after debuting a "work in progress" screening at this year's SXSW Film Festival, James Franco's behind-the-scenes darkly comic, albeit respectful, dramatization, The Disaster Artist , became the talk of the town. Franco's brother, Dave, and regular partner in crime, Set...