Skip to main content

HOW TO TRAIN YOUR DRAGON 2 (2014) REVIEW : FUN RIDE WITH THE DRAGONS [WITH 3D REVIEW]


Tahun ini, film animasi dari production house besar tidak mengambil andil besar untuk meramaikan jagat perfilman Hollywood. Hanya beberapa judul film animasi yang akan meramaikan layar bioskip tahun ini. Serta, Pixar studio akan absen untuk merilis karyanya di tahun ini. Sejauh ini, sudah 4 film animasi dirilis dari rumah produksi yang berbeda. Dreamworks Animation adalah salah satu rumah produksi andalan hollywood di film animasi, sudah merilis salah satu karya mereka yaitu Mr. Peabody & Shermanyang menuai tanggapan positif dari kritikus.

Tetapi, Dreamworks Animationpun masih memiliki karya lain yang akan dirilis di bulan Juni ini. Sekuel dari film Dreamworks terbaik yang pernah dibuat, How To Train Your Dragon. Berselang 4 tahun dari film pertamanya, tentu membuat penontonnya sangat menantikan sekuel ini. Kali ini, semua tanggung jawab film sekuelnya berada di tangan Dean DeBlois. Mulai dari penyutradaraan hingga naskah yang juga ditulis olehnya. Tak ada Chris Sanders yang biasa membantunya di penulisan naskah maupun penyutradaraan. Kali ini, dia hanya duduk sebagai Executive Producersuntuk film sekuelnya.


How To Train Your Dragon seri pertama bisa dibilang sebagai film animasi terbaik yang pernah dibuat oleh Dreamworks Animation. Seri pertamanya jelas mendapat tanggapan yang sangat positif dari para kritikus film dan mampu bersaing di nominasi Oscar sebagai film animasi terbaik. Meskipun, harus kalah dengan Toy Story 3 yang memang lebih pantas. Jelas, sekuelnya ini akan menarik minat penonton yang lebih banyak karena reputasi film pertamanya yang sudah sangat baik.


How To Train Your Dragon 2 meneruskan apa yang terjadi di film sebelumnya. Di mana Berk, kota penuh vikingsini sudah hidup rukun dengan banyak naga di sekitar lingkungannya. Hiccup (Jay Baruchel) tetap dengan sifatnya yang suka menjelajah bersama dengan naga kesayangannya, Toothless. Hiccup masih ragu bahwa dirinya bisa menggantikan sang Ayah, Stoick (Gerard Butler) untuk memimpin Berk dan dia mencoba untuk mencari jati dirinya.

Perjalanan jati dirinya pun membawanya ke petualangan baru. Dia pun menemukan sebuah tempat yang ternyata adalah tempat milik Eret (Kit Errington), pesuruh dari Drago Bludvist (Djimon Hounsou) yang sedang memburu para naga untuk menguasai dunia. Hal tersebut membuat Hiccup bertujuan untuk mengubah pola pikir Drago agar tidak memburu para naga. Perjalanan ini malah membuat Hiccup bertemu dengan Valka (Cate Blanchett), sang ibu yang sudah lama berpisah dengannya.


It’s going to be bigger without losing it hearts.

Kepercayaan penonton terhadap sebuah sekuel tentu akan sedikit menurun. Takut akan kecewa dengan sekuel yang tidak bisa tampil prima layaknya film predesesornya. How To Train Your Dragon 2 memperkuat kepercayaan penonton dengan teaser trailer-nya yang mengesankan. Barulah trailer resmi pun diluncurkan dengan banyak sekali hal yang akan membuat penontonnya penasaran untuk menonton film ini secara utuh karena beberapa akan terlihat akan lebih besar ketimbang predesesornya.

Dan How To Train Your Dragon 2 pun menepati janji yang sudah ditawarkan dalam sebuah trailer. This movie was beyond from every people expectation. Film ini jelas menjadi lebih besar ketimbang predesesornya. Memberikan banyak sekali naga-naga baru yang akan membuat penontonnya senang saat menontonnya. Visual animasi yang indah dengan skala yang lebih besar daripada predesesornya yang tentu memanjakan mata.

Menjadi sesuatu yang lebih besar dari predesesornya saja sebenarnya tidak cukup terlebih dari segi teknis dan animasi. Percuma saja jika hal yang lebih besar itu tidak diimbangi dengan cerita yang juga ‘besar’. Tetapi, How To Train Your Dragon 2 tetap memberikan cerita yang berbobot untuk film-film animasi. Dengan subplot yang cukup banyak untuk film ini, tetapi bagaimana Dean Deblois selaku sutradara memperlakukan film ini dengan sangat baik. Membuat cerita-cerita yang ada di film ini pun tertata dengan porsi yang pas.


Dan inilah harusnya sebuah sekuel untuk film animasi. Bukan mengulang formula yang sama dari film predesesornya sehingga jatuh menjemukan. Memang, film animasi memiliki target pasar anak-anak. Tetapi, dengan formula yang itu-itu saja akan membuat penonton dewasa yang sedang menemani anak-anak menonton film animasi akan merasa bosan.  How To Train Your Dragon 2 ini menjadi film animasi sekuel yang tentu lebih besar dari segi teknis tanpa harus kehilangan rasa emosional dan kedewasaan dari segi ceritanya.

Penonton anak-anak dan penonton dewasa pun bisa untuk menikmati film ini tanpa merasa bosan. Dengan cerita milik film ini yang berisi, tentu akan membuat film animasi menjadi sajian film alternatif untuk disaksikan bersama-sama dengan keluarga. Karena film ini memiliki cerita yang heartwarming dengan pesan-pesan moral yang tak perlu menggurui penontonnya. Tentu dengan selipan humor cerdas dan dicampur dengan humor slapstick ala Dreamworks Animation yang tersaji pas.


Ada hal yang berbeda dari How To Train Your Dragon 2 ketimbang dengan film predesesornya. Secara teknis, desain animasi film ini sangat berkembang dibanding dengan film Dreamworks Animation lainnya. Semua visual animasinya terlihat lebih smooth dan memiliki desain yang tidak kaku. Sehingga, visual-visual landscape view dan beberapa desain karakternya akan terlihat lebih nyata dan tidak se-stereotype film-film Dreamworks lainnya. Sebuah kemajuan yang signifikan bila diperhatikan dengan sangat jeli oleh mata penontonnya.

Saat keluar studio setelah menonton How To Train Your Dragon 2 ini, Toothless akan menjadi karakter yang akan diburu oleh penontonnya. Karakternya kali ini disorot lebih dan dibuat lebih menggemaskan ketimbang film pertamanya. Tingkah lucunya akan membuat siapapun tertawa dan ingin membawa pulang karakter naga bergigi ompong ini. Toothless menjadi naga dengan karakter yang menggemaskan dan akan dicintai siapapun.


Overall, How To Train Your Dragon 2 adalah sebuah sekuel yang benar-benar melampaui ekspektasi penontonnya. Dean DeBlois tahu bagaimana caranya menjadikan sekuel ini besar dan berkembang dari segi visual animasinya. Dengan jalinan cerita yang dewasa dan menghangatkan hat dibalut dengan humor-humor cerdas dan karakter yang menggemaskan, yes it will be best animation movies from this year. Awesome!


Seperti kebanyakan film animasi lainnya, How To Train Your Dragon 2 pun dirilis dalam format 3D. Berikut review-nya

DEPTH
Kedalaman yang begitu indah ini menguatkan berbagai visual animasinya yang lebih berkembang. Terutama saat pemandangan-pemandangan indah di film ini yang patut untuk disaksikan.

POP OUT
Pop Out untuk film ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan film-film animasi milik Dreamworks lainnya. Tetapi, akan tetap menyapa penontonnya dengan sangat baik.
How To Train Your Dragon 2 patut disaksikan dalam format 3D. Begitu menyenangkan untuk ikut berpetualang dengan Hiccup dan Toothless serta naga-naga lainnya dalam format tiga dimensi dengan aspek kedalaman yang luar biasa dan efek pop-out yang juga masih bagus. It worth to every penny spent. Go see it on 3D !

Comments

Popular posts from this blog

The Glass Castle

Destin Cretton is anything but a household name. Yet, the gifted filmmaker turned heads with his massively overlooked 2013 drama, Short Term 12 . The effort bridged together Cretton's singular story and vision with the remarkable acting talents of Brie Larson. Since then Larson has gone on to win an Academy Award ( Room ), but her career comes full circle in her latest collaboration with Destin Cretton in the adapted film The Glass Castle . Told non-chronologically through various flashbacks, The Glass Castle follows the unconventional childhood of gossip columnist and eventual Best-Selling author Jeannette Walls (Larson). Prior to her career as a writer, Walls grows up under the dysfunctional supervision of her alcoholic father (Woody Harrelson) and her amateur artist mother (Naomi Watts). But as Jeannette and her siblings begin to mature and fully comprehend their squatter-lifestyle and impoverished upbringing, they must work together to escape the clutches of their deadbeat par

FILOSOFI KOPI 2 : BEN & JODY (2017) REVIEW : Revisi Nilai Hidup Untuk Sebuah Kedai Kopi

  Kisah pendek yang diambil dari Dewi Lestari ini telah dibudidayakan menjadi sebuah produk yang namanya sudah mahsyur. Selain film, produk dari Filosofi Kopi ini diabadikan menjadi sebuah kedai kopi yang nyata. Dengan adanya konsistensi itu, tak akan kaget apabila film yang diarahkan oleh Angga Dwimas Sasongko ini akan mendapatkan sekuel sebagai perlakuan selanjutnya. Tentu, kekhawatiran akan muncul karena cerita pendek dari Filosofi Kopi pun hanya berhenti di satu sub bab yang telah dibahas di film pertamanya. Sayembara muncul ditujukan kepada semua orang untuk membuat kisah lanjutan dari Ben dan Jody ini. Sayembara ini sekaligus memberikan bukti kepada semua orang bahwa Filosofi Kopi tetap menjadi film yang terkonsentrasi dari penonton seperti film pertamanya. Yang jelas, Angga Dwimas Sasongko tetap mengarahkan Chicco Jericho dan juga Rio Dewanto sebagai Ben dan Jody. Angga Dwimas Sasongko pun berkontribusi dalam pembuatan naskah dari cerita terpilih yang ditulis oleh Jenny Jusuf s

DVD Outlook: August 2017

It appears August is rather barren with new DVD and streaming options ( July's suggestions ). Thankfully, a hot slate of diverse theatrical offerings such as The Big Sick , Dunkirk , War for the Planet of the Apes , Spider-Man: Homecoming and so much more, you can find a worthwhile movie to enjoy no matter what your personal preference may be. Either way, here's a look at what's available on DVD and streaming services this month. Alien: Covenant - 3 stars out of 4 - ( Read my full review here ) Earlier this year Ridley Scott returned to his storied  Alien universe once again with the follow-up to 2012's Prometheus . In the latest installment, Scott and company shift their efforts from cryptic to visceral and disturbing with a bloody and twisted affair that feels immensely more horror-based than its predecessor. While on a colonizing mission to jump-start the humanity on a distant planet, crew members of the Covenant are awoken from their hibernation state following